Free Lines Arrow

12 May 2014

Misteri Mutilasi Hewan

Yo... Kali ini mau pake bahasa Indonesia dengan ejaan yang baik dan benar menurut EYD, seriusan dikit lah bahasanya biar ganteng!

Seringkali kita mendengar berita tentang terjadinya kasus mutilasi hewan yang terjadi secara misterius dan tidak biasa, lalu dimuat diberbagai media dengan berbagai sudut pandang pembahasan yang berbeda, dan mengundang sejumlah pertanyaan, apakah penyebab sebenarnya. Kali ini kita membahas kasus tersebut.


Pada hewan ternak terkadang ditemukan luka fatal yang tampak tidak bisa dijelaskan penyebabnya. Seringkali, mata dan bagian genisial hewan telah lenyap. Orang-orang menduga bahwa mereka dibunuh dan dimutilasi oleh segerombolan “pasukan jahat” yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Makhluk luar angkasa yang sedang mengumpulkan spesimen, pemuja setan yang mengambil tumbal, instansi pemerintah melakukan tindakan yang tidak terpuji, dan hewan cryptozoological aneh mengamuk (seperti "goatsucker," atau yang juga sering disebut "Chupacabra") seringkali disalahkan dan dijadikan sebuah dugaan. Sebuah dugaan juga telah dibuat bahwa mayat (bangkai) memperlihatkan tanda-tanda pembedahan dengan presisi robekan yang tidak wajar atau seperti robekan dengan menggunakan laser, dan darah mereka telah sepenuhnya disedot habis keluar dari tubuh (dugaan ini dibuat oleh seorang ilmuwan, John Altschuler).

Fenomena tersebut memiliki suatu penjelasan peristiwa yang normal. Misalnya, jika hewan dibunuh oleh predator atau jika mereka membeku sampai mati, tubuh mereka mungkin juga telah dimakan oleh hewan pemakan bangkai. Seperti yang telah disebutkan tentang presisi dan robekan dengan menggunakan laser tadi, bisa saja disebabkan oleh gigitan dari gigi kecil maupun paruh hewan, dan ketika bangkai hewan mengembung dan membengkak, ini adalah sebuah peristiwa yang normal dalam proses dekomposisi. Belatung yang berasal dari lalat menggerogoti luka, dapat membuat luka terlihat seperti robekan yang rapi. Untuk alasan tersebut, dugaan yang dikatakan oleh Altschuler belum dapat diterima oleh mayoritas ilmuwan. Selain itu, dugaan tentang darah yang disedot habis dari tubuh adalah tidak benar. Darah mengering pada permukaan tubuh, dan jika tubuh diautopsi maka sisa-sisa darah ditemukan di dalamnya. Hewan predator dan pemakan bangkai juga tidak memiliki sensibilitas untuk memakan bagian tubuh yang lunak terlebih dahulu, seperti mata, putting susu, dan bagian genisialnya.


Ketika investigator menguji  beberapa tubuh hewan yang dimutilasi, mereka menemukan penjelasan yang umum. Pada tahun 1975, Colorado State University Diagnostic Laboratory menguji contoh jaringan otot dari sapi yang dimutilasi dan menyimpulkan bahwa hewan tersebut mati dengan sebab yang natural. Federal Bureau of Investigation (FBI) pathologist Kenneth Rommel, mempelajari mutilasi yang terjadi di New Mexico pada tahun 1980, menyimpulkan bahwa predator adalah penyebabnya. Zoologist Ron Magill menguji makhluk yang telah termutilasi di Sweetwater, Florida, pada tahun 1996 dan menemukan bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh sekawanan anjing. Pada tahun yang sama, professor kedokteran hewan Alan Herron dari University of Miami membedah seekor kambing yang telah mati dan menunjukkan bahwa tidak ada kasus kehabisan darah; Herron mengatakan bahwa gigitan pada hewan tersebut menunjukkan bahwa anjing liar yang telah membunuhnya. Juga pada tahun 1996, Puerto Rico Agriculture Department menemukan sebab yang normal pada kematian hewan ternak.

Dugaan yang tidak wajar memerlukan bukti yang tidak wajar pula, dan bukti tersebut dibebankan kepada si penduga. Namun mereka yang telah menyatakan tentang sebab yang tidak wajar pada kasus mutilasi hewan tidak memberikan bukti yang tidak wajar sama sekali, hanya fenomena biasa yang dapat dijelaskan dengan sebab-sebab yang telah diketahui sebelumnya. Selain itu, program siaran dan publikasi membuat dugaan yang di luar kewajaran tentang mutilasi hewan secara tidak bertanggung jawab. Dengan menyebut hal tersebut sebagai acara hiburan, mereka dapat mengatakan bahwa acara tersebut legal. Akibatnya, tergantung pada individu untuk menentukan apakah ada penjelasan yang wajar tentang fenomena tersebut, daripada segera percaya terhadap klaim sensasional yang telah dilontarkan. Ini adalah sebuah sensasi dari acara-acara sensasional dan publikasi yang tetap membuat misteri dugaan-dugaan tentang mutilasi hewan tetap berlanjut.

Disunting dari artikel Andrew O. Lutes

0 comments:

Post a Comment